DEPARTEMENT KASTRAT

Aksi Damai Pemilu 2014

DEPARTEMENT KASTRAT

PENGOBATAN GRATIS BERSAMA DPU-DT

DEPARTEMEN SOSIAL MASYARAKAT

Ngawul

DEPARTEMEN EKONOMI

ADIK-ADIK BINAAN DEPSOSMAS

ZONAMUSLIMNEGRAWAN

Rabu, 20 Maret 2013

STRUKTUR 2013/2014


STRUKTUR PENGURUS KAMMI IKIP PGRI SEMARANG
PERIODE 2013/2014
Ketua Umum              : Aldin Ramdani                                                        
Sekretaris Umum        : Diandaru Kuncorowati
Biro Kestari                 : Desti Hartiwi
Bendahara Umum       : Maknunah

Departemen Kaderisasi
            Kadep             : Siti Hasmah
            Sekdep            : Indah Jauharin Alfiati
Staf::
1.      Faisal Abdan Azizi
2.      Lutfi Hadi Saputro
3.      Yunita Sari
4.      Resa Faesal Darmawan
5.      Lisa Sulistiyani
6.      Winda Desmita
7.      Doni Estanto

Departemen Kajian Strategis
Kadep             : Apri Supriyanto
            Sekdep            : Safrina Yulistiani
Staf::
1.      Purwanto Sigit
2.      Vina Vatkhiyatur Rizkillah
3.      Tabbaheru Miftah
4.      Nur Ardianita
5.      Syarah Akmaliyah
6.      Lilis Nur Indah Sari
7.      Titik Nurul Anisa

Sabtu, 09 Maret 2013

Profil KAKOM Pertama

                        Khamdan Muhaimin, begitulah nama lengkap Ketua Komisariat Pertama IKIP PGRI Semarang, pria yang pernah menjadi Ketua Umum HIMA Prodi Pendidikan Psikologi dan Bimbingan ini lahir di Banjarnegara, 16 Juni 1987. Beliau juga pernah mengajar di Ende, Nusa Tenggara Timur dalam program SM3T (Sarjana Mendidik di daerah Tertinggal, Terluar dan Terdepan)  ini telah melanglangbuana mengikuti berbagai organisasi kampus yang mengantarkan beliau menjadi Leader di KAMMI IKIP PGRI Semarang yang pada saat itu merupakan masa transisi dari sebelumnya berstatus koordinator kampus menjadi sebuah komisariat dengan awal kepemimpinanan masih mempunyai dua departemen yaitu departemen kaderisasi dengan menyiapkan kader yang mempunyai karakteristik ke-Islaman, akidah, akhlaqul karimah, kepemimpinan, intelektual dan departemen kastrat yang bergerak di bidang pematangan kepemimpinan politik ,dan sumbangsih bagi perubahan bangsa.
            Dengan berbekal dua departeman yang dimilikinya, beliau tidak menyerah untuk membangun dan belajar dari rekanan antar komisariat maupun dari yang lainnya dengan rasa malu, canggung untuk bertanya harus dihilangkan dan, setiap momen selalu digunakan untuk belajar bagaimana menggerakkan seluruh pengurus yang berada di komisariat demi mencapai visi KAMMI, belajar mencerdaskan kader untuk memahami ideologi islam, berpengetahuan dan berkontribusi kepada pemecahan problematika umat.
            Awal mula beliau merasa mempunyai tanggung jawab yang besar kepada umat seluruh alam ketika beliau merasakan efek dengan ucapan syahadat yang lantang dan berikrar sebagai kader KAMMI, dimana untuk menjadi manusia baik itu tidak sendiri, jangan menjadi manusia egois, banyak saudara-saudara kita yang masih membutuhkan nasehat untuk menjadi lebih baik mengapa kita tidak ajak menjadi orang soleh dan berwawasan luas. KAMMI mengajarkan semua kepadanya, beliau bersyukur karena Allah mempertemukan beliau dengannya hingga selalu berusaha menjadi insan yang bertaqwa. Segala pengorbanan dan perjuangan akan terasa ringan ketika kita ingin mendapatkan ridho dari Allah swt bukan yang lain.
            Pria yang saat ini  menempuh Pendidikan Profesi Guru di Universitas Negeri Semarang juga berbicara tentang kepemimpinan bahwa KAMMI yang berdiri pada masa transisi reformasi mempunyai visi menjadi wadah perjuangan permanen dalam mencetak pemimpin masa depan yang tangguh dalam rangka mewujudkan masyarakat islami di Indonesia. Ada beberapa poin penting dalam mendesain kader KAMMI yaitu mampu menciptakan kader yang berorientasi pada profil muslim negarawan. Reorganisasi KAMMI IKIP PGRI Semarang merupakan momentum perbaikan menuju organisasi yang lebih solid. KAMMI IKIP PGRI Semarang sebagai wadah untuk melahirkan pemimpin masa depan harus mampu mencetak sosok pemimpin yang memiliki basis ideologi islam yang mengakar, basis pengetahuan dan pemikiran yang mapan, idealis, konsisten, berkontribusi pada pemecahan problematika umat dan bangsa serta menjadi perekat komponen bangsa pada upaya perbaikan. Dengan ini pemimpin KAMMI IKIP PGRI Semarang dapat menjadi pelopor. Bagaimana jika seorang muslim negarawan yang menjadi dasar kepemimpinan di lembaga dakwah kampus dapat  melahirkan seorang pemimpin yang memiliki basis ideologi islam mengakar, basis pengetahuan dan pemikiran yang mapan, idealis, konsisten, berkontribusi pada pemecahan problematika umat dan bangsa serta menjadi perekat komponen bangsa, maka terjawab sudah kejayaan islam di muka bumi ini dengan mempunyai sosok pemimpin muslim negarawan. KAMMI sudah berumur maka sudah sepantasnya menunjukan eksistensi dakwah.
            Terakhir beliau juga berpesan kepada kader KAMMI bahwa diawal pembentukan komisariat tampak betul perjuangan dan pengorbanan dari para senior kader dakwah dikampus IKIP PGRI Semarang, rasa keprihatinan dengan kondisi dakwah yang masih lemah menjadikan semangat untuk mengubah kearah yang lebih baik , maka dibutuhkan sentuhan sentuhan dakwah yang hangat untuk menciptakan generasi islam terbaik. KAMMI muncul sebagai salah satu organisasi atau wadah perjuangan mahasiswa muslim untuk berfastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) dan mengaktualisasikan diri sesuai dengan potensi diri masing-masing. Cintailah jalan ini karena kalau kita sudah cinta maka semua akan kita lakukan demi cinta dan akan terasa ringan jika kamu bekerja dengan rasa cinta, cintailah dakwah ini semoga Allah selalu menguatkan dan memudahkan langkah kita dalam berdakwah. Aamiin.

Rabu, 06 Maret 2013

Menggagas KAMMI 2013: Mahasiswa Tak Sekadar Turun ke Jalan

Masih relevankah gerakan mahasiswa setelah reformasi menapaki usianya yang ke 15?
Memasuki 2013, pertanyaan tersebut semakin penting untuk dijawab dan direfleksi bersama oleh para aktivis mahasiswa. Selama lima tahun terakhir, ada satu catatan besar yang perlu dievaluasi dari gerakan mahasiswa saat ini: tidak adanya wacana besar yang mengikat dan mempersatukan perjuangan gerakan mahasiswa.

Harus diakui, setelah Suharto jatuh  pada tahun 1998, gerakan mahasiswa seperti kehilangan ‘lawan’. Banyak gerakan yang mencoba beragam pilihan gerak, dari mulai gerakan sosial, gerakan politik, gerakan massa, hingga gerakan intelektual yang lebih kreatif.  Pilihan gerakan itu, apapun bentuknya, sah-sah saja. Tetapi, ada satu hal yang terlupakan: pembentukan wacana. Apapun bentuknya, selama berada dalam satu wacana besar, akan memberi nafas yang lebih panjang dan gerak yang lebih teratur bagi gerakan mahasiswa.
Mari kita ingat-ingat kembali tiga ciri gerakan mahasiswa adalah membangun gerakan intelektual dengan membiasakan tiga budaya (tradition), Membaca, Diskusi, dan Menulis. Nah jika gerakan mahasiswa sudah jauh dari gerakan intelektual ini maka, apa lagi yang akan dibanggakan menajdi seorang mahasiswa. Membaca kita jarang, menulis kita malas dan diskusi kita tidak pernah.. apakah layak dikatakan mahasiswa?
Dalam konteks kekinian melihat gerakan mahasiswa semakin mengalami kekerdilan. Sungguhnya menyedihkan kampus hanya seperti menara gading saja. Hari ini kampus telah mati dari jiwa-jiwa gerakan. Mau tidak mau memang itu lah kondisinya. Kampus tak lagi menjadi indah,, yang dahulunya pernah melahirkan orang-orang yang berpikir besar..dan kritis terhadap permasalahan-permasalahan masyarakat.
Cerita di Chile dan Montreal bisa jadi renungan. Di dua negara ini, aktivis mahasiswa mampu menjadikan isu anti-komersialisasi pendidikan sebagai arena pertarungan wacana melawan rezim neoliberal. Dari sekadar menolak kenaikan uang kuliah yang diikuti dengan demonstrasi ratusan ribu massa mahasiswa, isu bergulir menjadi perdebatan soal rezim politik. Sehingga, perjuangan mahasiswa tidak lagi sekadar ‘turun ke jalan’ rasionalisasi tuntutannya secara jelas. Sudah saatnya gerakan mahasiswa merumuskan tuntutan dan wacananya sendiri. Mungkin, dengan cara itu, kita akan lebih optimis untuk menjawab bahwa gerakan mahasiswa masih relevan di tahun 2013.
Berangkat dari hal inilah, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat IKIP PGRI SEMARANG  mengajak teman-teman mahasiswa : “Gerakan KAMMI Menulis: menulis untuk membangun negeri. One day one article for Indonesia’s bright future”.(Kusaeri S.Pd)
Dikutib dari berbagai sumber