Khamdan Muhaimin, begitulah nama lengkap Ketua Komisariat Pertama IKIP PGRI Semarang, pria
yang pernah menjadi Ketua Umum HIMA Prodi Pendidikan Psikologi dan Bimbingan
ini lahir di Banjarnegara, 16 Juni 1987. Beliau juga pernah mengajar di Ende,
Nusa Tenggara Timur dalam program SM3T (Sarjana Mendidik di daerah Tertinggal,
Terluar dan Terdepan) ini telah
melanglangbuana mengikuti berbagai organisasi kampus yang mengantarkan beliau
menjadi Leader di KAMMI IKIP PGRI
Semarang yang pada saat itu merupakan masa transisi dari sebelumnya berstatus
koordinator kampus menjadi sebuah komisariat dengan awal kepemimpinanan masih
mempunyai dua departemen yaitu departemen kaderisasi dengan menyiapkan kader
yang mempunyai karakteristik
ke-Islaman, akidah, akhlaqul karimah, kepemimpinan, intelektual dan departemen kastrat yang bergerak di bidang pematangan kepemimpinan politik ,dan sumbangsih bagi perubahan bangsa.
Dengan berbekal dua
departeman yang dimilikinya, beliau tidak menyerah untuk membangun dan belajar
dari rekanan antar komisariat maupun dari yang lainnya dengan rasa malu,
canggung untuk bertanya harus dihilangkan dan, setiap momen selalu digunakan
untuk belajar bagaimana menggerakkan seluruh pengurus yang berada di komisariat
demi mencapai visi KAMMI, belajar mencerdaskan kader untuk memahami ideologi
islam, berpengetahuan dan berkontribusi kepada pemecahan problematika umat.
Awal mula beliau merasa
mempunyai tanggung jawab yang besar kepada umat seluruh alam ketika beliau
merasakan efek dengan ucapan syahadat yang lantang dan berikrar sebagai kader
KAMMI, dimana untuk menjadi manusia baik itu tidak sendiri, jangan menjadi
manusia egois, banyak saudara-saudara kita yang masih membutuhkan nasehat untuk
menjadi lebih baik mengapa kita tidak ajak menjadi orang soleh dan berwawasan
luas. KAMMI mengajarkan semua
kepadanya, beliau bersyukur karena Allah mempertemukan beliau dengannya hingga
selalu berusaha menjadi insan yang bertaqwa. Segala pengorbanan dan perjuangan
akan terasa ringan ketika kita ingin mendapatkan ridho dari Allah swt bukan
yang lain.
Pria yang saat ini menempuh Pendidikan Profesi Guru di
Universitas Negeri Semarang juga berbicara tentang kepemimpinan bahwa KAMMI yang berdiri pada masa transisi reformasi mempunyai visi menjadi
wadah perjuangan permanen dalam mencetak pemimpin masa depan yang tangguh dalam
rangka mewujudkan masyarakat islami di Indonesia. Ada beberapa poin penting
dalam mendesain kader KAMMI yaitu mampu menciptakan kader yang berorientasi
pada profil muslim negarawan. Reorganisasi KAMMI IKIP PGRI Semarang merupakan
momentum perbaikan menuju organisasi yang lebih solid. KAMMI IKIP PGRI Semarang
sebagai wadah untuk melahirkan pemimpin masa depan harus mampu mencetak sosok
pemimpin yang memiliki basis ideologi islam yang mengakar, basis pengetahuan
dan pemikiran yang mapan, idealis, konsisten, berkontribusi pada pemecahan
problematika umat dan bangsa serta menjadi perekat komponen bangsa pada upaya
perbaikan. Dengan ini pemimpin KAMMI IKIP PGRI Semarang dapat menjadi pelopor.
Bagaimana jika seorang muslim negarawan yang menjadi dasar kepemimpinan di
lembaga dakwah kampus dapat melahirkan
seorang pemimpin yang memiliki basis ideologi islam mengakar, basis pengetahuan
dan pemikiran yang mapan, idealis, konsisten, berkontribusi pada pemecahan
problematika umat dan bangsa serta menjadi perekat komponen bangsa, maka
terjawab sudah kejayaan islam di muka bumi ini dengan mempunyai sosok pemimpin muslim
negarawan. KAMMI sudah berumur maka sudah sepantasnya menunjukan eksistensi
dakwah.
Terakhir beliau juga berpesan kepada
kader KAMMI bahwa diawal pembentukan komisariat tampak betul perjuangan
dan pengorbanan dari para senior kader dakwah dikampus IKIP PGRI Semarang, rasa
keprihatinan dengan kondisi dakwah yang masih lemah menjadikan semangat untuk
mengubah kearah yang lebih baik , maka dibutuhkan sentuhan sentuhan dakwah yang
hangat untuk menciptakan generasi islam terbaik. KAMMI muncul sebagai salah
satu organisasi atau wadah perjuangan mahasiswa muslim untuk berfastabiqul
khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) dan mengaktualisasikan diri sesuai
dengan potensi diri masing-masing. Cintailah jalan ini karena kalau kita sudah
cinta maka semua akan kita lakukan demi cinta dan akan terasa ringan jika kamu
bekerja dengan rasa cinta, cintailah dakwah ini semoga Allah selalu menguatkan
dan memudahkan langkah kita dalam berdakwah. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar