Mahasiswa
adalah “directur of
Change” yang berperan sebagai pengendali
perubahan pada zamannya. Mahasiswa dalam strata sosial di masyarakat berada
pada kaum pertengahan. Kaum pertengahan ini, berupaya menampung aspirasi dari
kaum bawah yaitu rakyat dan menyampaikannya kepada kaum atas yaitu pemerintah.
Berbeda dengan wakil rakyat di tataran legislatif, mereka tidak sepenuhnya
menyampaikan aspirasi dari rakyat, karena telah terkontaminasi oleh intervensi
dari individu/ golongan tertentu yang berbau kepentingan. Sehingga aspirasi
dari rakyat tidak lagi sesuai warna dan bentuk (dibaca: keluhan dan harapan) aslinya,
ketika sampai di tataran eksekutif. Oleh karena itu, peran mahasiswa dalam
konteks kenegaraan sangat berpengaruh.
Dalam
perspektif kekinian, mahasiswa tidak hanya belajar sesuai spesifikasi
keilmuannya, namun lebih dari itu. Mahasiswa perlu belajar bagaimana membangun
relasi, manajemen organisasi dan kepemimpinan. Semua hal tersebut, dapat
terwujud ketika mahasiswa dapat memanfaatkan momentum dengan terjun dalam
organisasi kampus (baik internal maupun eksternal).
Berbicara
organisasi kampus, tidak terlepas dari pergerakan mahasiswa. Pergerakan
mahasiswa adalah bagian dari organisasi kampus yang bergerak berlandaskan visi
misi sesuai ideologi mahasiswa. Pergerakan mahasiswa adalah penggambaran
mahasiswa sebagai director of change.
Disini mahasiswa bukanlah aktivis kegiatan, melainkan aktivis ideologi.
Pergerakan
mahasiswa adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan kampus yang merupakan
miniatur dari sebuah Negara. Sarana pergerakan mahasiswa ada dua, internal
kampus dan eskternal kampus. Pergerakan mahasiswa internal kampus, meliputi:
senat mahasiswa, badan eksekutif mahasiswa dll. Sedangkan pergerakan mahasiswa
eksternal kampus atau sering disebut Elemen Gerakan Mahasiswa (EGM), meliputi:
KAMMI, HMI, GMNI, PMII, SAPMA PP dll.
Sebagai
mahasiswa sekaligus kader KAMMI IKIP PGRI Semarang, saya mencoba menganalisa
peran strategis KAMMI sebagai EGM di IKIP PGRI Semarang yang berlatar belakang
kampus pendidikan. Dilihat dari segi kebijakan lembaga kampus terhadap
EGM, dimana kebijakan kampus telah
memutus pergerakan mahasiswa dari sisi permukaan. Sehingga aksi-aksi cenderung
dibatasi dan tidak leluasa. Kebijakan kampus tidak memberi ruang bagi
organisasi eksternal kampus untuk menggunakan fasilitas kampus yang ada. Namun
aktivis ideologi tidak melihat itu sebagai penghambat, karena EGM menawarkan produknya
dalam bentuk ideologi.
Dari
hal diatas, lalu apa yang dilakukan KAMMI sebagai salah satu EGM di kampus IKIP
PGRI Semarang? KAMMI harus bisa menempatkan sesuai perannya dan memaksimalkan
peluang yang ada, dimana peran KAMMI sebagaimana peran mahasiswa yaitu director of change. KAMMI berupaya
mengawal pergerakan mahasiswa agar tetap pada jalur ideologinya, kritis,
solutif dan progressif terhadap permasalahan di lingkungan kampus, mewarnai
kehidupan kampus dengan menebar manfaat dari kompetensi yang dimiliki
kader-kadernya. KAMMI itu independen seperti yang tertuang dalam Kredo Gerakan
“Kami adalah orang-orang yang berpikir dan berkehendak merdeka…..”, sehingga
aksi-aksi yang ada merupakan wujud implementasi ideologi KAMMI. Dari sekian
banyak peran tersebut, peran strategis KAMMI adalah sebagai wajihah
(organisasi) kampus yang independen yang mampu mengkreasikan ideologi dan
realita sehingga mampu memberi warna pada setiap sisi kehidupan kampus melalui
aksi kritis, solutif, kontributif dan progressif. Dalam memainkan perannya,
KAMMI IKIP PGRI Semarang mengusung semangat “Cinta KAMMI untuk IKIP PGRI
Semarang” dan menyesuaikan dengan latar belakang kampus yaitu menjadi “Pendidik
Negarawan”.
KAMMI
sebagai harokatul tajnid (organisasi kader) dan harokatul amal (organisasi
pergerakan), seharusnya juga mengambil peluang tersebut. Peluang dari segi
kader (personel), yang bersama-sama berupaya keras mengimplementasikan ideologi
mahasiswa dalam kehidupan kampus. Dan peluang dari segi pergerakan, bahwa KAMMI
bergerak dengan tujuan (memiliki manhaj), ada visi misi yang berusaha
diwujudkan. Oleh karena itu, sebuah keoptimisan dan bukan hal mustahil dengan
peran dan peluang yang ada saat ini, menjadikan KAMMI tumbuh dan berkembang
sebagai EGM yang solid, berkarakter dan diterima di IKIP PGRI Semarang. Wallahu ‘alam bi showab…( Rianda Herlan,edisi 1 buletin)
0 komentar:
Posting Komentar