Minggu, 24 Juni 2012

“PERAN STRATEGIS KAMMI SEBAGAI EGM DI IKIP”


Mahasiswa adalah “directur of Change” yang berperan sebagai pengendali perubahan pada zamannya. Mahasiswa dalam strata sosial di masyarakat berada pada kaum pertengahan. Kaum pertengahan ini, berupaya menampung aspirasi dari kaum bawah yaitu rakyat dan menyampaikannya kepada kaum atas yaitu pemerintah. Berbeda dengan wakil rakyat di tataran legislatif, mereka tidak sepenuhnya menyampaikan aspirasi dari rakyat, karena telah terkontaminasi oleh intervensi dari individu/ golongan tertentu yang berbau kepentingan. Sehingga aspirasi dari rakyat tidak lagi sesuai warna dan bentuk (dibaca: keluhan dan harapan) aslinya, ketika sampai di tataran eksekutif. Oleh karena itu, peran mahasiswa dalam konteks kenegaraan sangat berpengaruh.
Dalam perspektif kekinian, mahasiswa tidak hanya belajar sesuai spesifikasi keilmuannya, namun lebih dari itu. Mahasiswa perlu belajar bagaimana membangun relasi, manajemen organisasi dan kepemimpinan. Semua hal tersebut, dapat terwujud ketika mahasiswa dapat memanfaatkan momentum dengan terjun dalam organisasi kampus (baik internal maupun eksternal).
Berbicara organisasi kampus, tidak terlepas dari pergerakan mahasiswa. Pergerakan mahasiswa adalah bagian dari organisasi kampus yang bergerak berlandaskan visi misi sesuai ideologi mahasiswa. Pergerakan mahasiswa adalah penggambaran mahasiswa sebagai director of change. Disini mahasiswa bukanlah aktivis kegiatan, melainkan aktivis ideologi.
Pergerakan mahasiswa adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan kampus yang merupakan miniatur dari sebuah Negara. Sarana pergerakan mahasiswa ada dua, internal kampus dan eskternal kampus. Pergerakan mahasiswa internal kampus, meliputi: senat mahasiswa, badan eksekutif mahasiswa dll. Sedangkan pergerakan mahasiswa eksternal kampus atau sering disebut Elemen Gerakan Mahasiswa (EGM), meliputi: KAMMI, HMI, GMNI, PMII, SAPMA PP dll.
Sebagai mahasiswa sekaligus kader KAMMI IKIP PGRI Semarang, saya mencoba menganalisa peran strategis KAMMI sebagai EGM di IKIP PGRI Semarang yang berlatar belakang kampus pendidikan. Dilihat dari segi kebijakan lembaga kampus terhadap EGM,  dimana kebijakan kampus telah memutus pergerakan mahasiswa dari sisi permukaan. Sehingga aksi-aksi cenderung dibatasi dan tidak leluasa. Kebijakan kampus tidak memberi ruang bagi organisasi eksternal kampus untuk menggunakan fasilitas kampus yang ada. Namun aktivis ideologi tidak melihat itu sebagai penghambat, karena EGM menawarkan produknya dalam bentuk ideologi.
Dari hal diatas, lalu apa yang dilakukan KAMMI sebagai salah satu EGM di kampus IKIP PGRI Semarang? KAMMI harus bisa menempatkan sesuai perannya dan memaksimalkan peluang yang ada, dimana peran KAMMI sebagaimana peran mahasiswa yaitu director of change. KAMMI berupaya mengawal pergerakan mahasiswa agar tetap pada jalur ideologinya, kritis, solutif dan progressif terhadap permasalahan di lingkungan kampus, mewarnai kehidupan kampus dengan menebar manfaat dari kompetensi yang dimiliki kader-kadernya. KAMMI itu independen seperti yang tertuang dalam Kredo Gerakan “Kami adalah orang-orang yang berpikir dan berkehendak merdeka…..”, sehingga aksi-aksi yang ada merupakan wujud implementasi ideologi KAMMI. Dari sekian banyak peran tersebut, peran strategis KAMMI adalah sebagai wajihah (organisasi) kampus yang independen yang mampu mengkreasikan ideologi dan realita sehingga mampu memberi warna pada setiap sisi kehidupan kampus melalui aksi kritis, solutif, kontributif dan progressif. Dalam memainkan perannya, KAMMI IKIP PGRI Semarang mengusung semangat “Cinta KAMMI untuk IKIP PGRI Semarang” dan menyesuaikan dengan latar belakang kampus yaitu menjadi “Pendidik Negarawan”.
KAMMI sebagai harokatul tajnid (organisasi kader) dan harokatul amal (organisasi pergerakan), seharusnya juga mengambil peluang tersebut. Peluang dari segi kader (personel), yang bersama-sama berupaya keras mengimplementasikan ideologi mahasiswa dalam kehidupan kampus. Dan peluang dari segi pergerakan, bahwa KAMMI bergerak dengan tujuan (memiliki manhaj), ada visi misi yang berusaha diwujudkan. Oleh karena itu, sebuah keoptimisan dan bukan hal mustahil dengan peran dan peluang yang ada saat ini, menjadikan KAMMI tumbuh dan berkembang sebagai EGM yang solid, berkarakter dan diterima di IKIP PGRI Semarang. Wallahu ‘alam bi showab…( Rianda Herlan,edisi 1 buletin)

0 komentar:

Posting Komentar