Semangat pergerakan KAMMI pada tahun 1998,telah menorehkan tinta emas didalam kamus sejarah bangsa indonesia. Ditengah semrawutnya perpolitikan pada waktu itu,ditengah ketidak percayaanyang semakin memuncak terhadap penguasa yang dzalim secara posisi strategis KAMMI menjadi icon gerakan yang mampu mendobrak kebekuan,yang mampu menaklukan ketakutan menjadi sebuah keberanian.Kini sudah enam belas tahun silam KAMMI terlahir ke pentas pergerakan mahasiswa,berawal dari sebuah pergerakan mahasiswa,berasal dari sebuah gerakan Aktivis Dakwah Kampus (ADK). Tepatnya pada tanggal 29 Maret 1998 di Malang yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Tentu ini menjadi sebuah referensi gerakan KAMMI masa kini,kalau dulu gerakannya begitu sangat terlihat dengan sebuah "Aksi Jalanan" yang heroik sampai menurunkan soeharto turun dari singgasananya tentunya tanpa mengesampingkan organisasi mahasiswa yang lain. Hari ini KAMMI ingin memastikan bahwa KAMMI hadir sebagai gerakan baru sebagai perekat dan pemersatu sebuah keragaman serta sebagai icon penggerak yang siap memberikan tawaran solusi untuk perbaikan bangsa dan kita persemabahkan hanya untuk Allah SWT. Semangat ini akan terus berkorbar, potensi yang ada di KAMMI akan terus dioptimalkan. KAMMI pun tidak akan menutup mata dan telinga terhadap realitas bangsa saat ini.
Tentu ada dua hal yang membuat KAMMI akan terus bertahan sampai sejauh ini pertama adalah sebuah harapan serta optimisme yang dibangun berdasarkan aspek ruhiyah yang tak pernah kering. Kita dapat ambil contoh didalam medan badar meskipun jumlah musuh kekuatannya tiga kali lipat lebih besar namun Allah SWT memenangkan tentara islam. Al Imam Hasan Albana mendiskripsikan kader-kader berkualitas itu laksana rahib (ahli ibadah) dimalam hari dan seperti penunggang kuda disiang hari artinya adalah frekuensi gerakan ini harus seimbang dengan kualitas ruhiayah. Yang kedua totalitas manajemen, sebuah keutuhan komitmen didalam memposisikan diri,bahwa sebuah organisai manapun harus bertumpu pada sebuah keutuhan komitmen. Khususnya KAMMI ini berbicara mengenai keutuhan komitmen ini AsySyahid Hasan Albana,mengatakan "iman tidak akan mempunyai arti bila tidak disertai amal. Aqidah tidak akan memberi manfaat bila tidak mendorong penganutnya untuk berbuat dan berkorban demi menjelmakannya menjadi kenyataan".
Keyakinan inilah yang perlu kita tumbuh dan kembangkan kedalam setiap diri masing-masing, KAMMI diisi oleh anak muda yang punya energi yang jauh lebih besar,punya gagasan yang jauh lebih hebat. Dari situlah kader KAMMI harus bisa memecahkan mitos ketidak mungkinan atau ketidak berdayaan menjadi pasti bisa dan berdaya! Saya percaya KAMMI punya suplemen itu semua asalkan kita terus mayakini bahwa kejayaan sebuah perjalanan sejarah hidup kita harus dilandasi dengan semangat keikhlasan! Mari Beramal Nyata...
SALAM MUSLIM NEGARAWAN
Apri Supriyanto (Ketua Komisariat IKIP PGRI Semarang 2014/2015)
0 komentar:
Posting Komentar