Senin, 18 Juni 2012

MENJADI PEMUDA YANG MANDIRI


“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
 (At-Taubah [9]: 105)
Dari  cuplikan ayat Al Quran diatas Allah menganjurkan pada kita untuk menjadi seorang muslim yang memiliki Etos kerja yang tinggi , sehingga dapat menjadi seorang pemuda muslim  yang mandiri secara financial .“ Mengapa harus  mandiri secara financial ?”
Jauh-jauh waktu, Nabi SAW  telah mengingatkan kita, bahwa kefakiran dapat menyeret seorang hamba menuju kekafiran. Itu artinya kita harus kaya, Kita harus mandiri. Sebab hanya dengan kemandirian itulah kita dapat menjaga kehormatan, harga diri dan kewibawaan.
 KH. Abdullah Gymnastiar, da’i sekaligus wirausahawan muslim mengemukakan setidaknya ada empat poin alasan mengapa umat harus kuat secara ekonomi,
1.         Ekonomi lemah, berarti ibadah tidak bisa maksimal.
2.         Ekonomi lemah, menurunkan tingkat pendidikan
3.         Ekonomi lemah, berarti tingkat kesehatan masyarakat rendah.
4.         Ekonomi lemah, berarti gerbang menuju penjajahan gaya baru

Dari keempat alasan diataslah yang mengharuskan  kita harus menjadi sorang muslim yang mandiri terutama dari segi financialnya, karena ekonomi merupakan syarat yang urgen dalam perputaran roda kehidupan. Baik dari segi ibadah, pendidikan, kesejahteraan dan kemaajuan suatu bangsa, perekonomian merupakan  dasar dari semuanya.
“Terus bagaimana manjadi muslim yang mandiri ?”
 Ya....jika kita sudah tahu bahwa ekonomi juga memilki peranan penting dalam segi ibadah dan kehidupan, PR kita sekarang adalah bagaimana kiat-kiat  menjadi muslim yang mandiri. Di bawah ini akan kita bahas.
Pertama, Jadilah Pedagang!
“Usaha yang paling utama dalah jual beli yang baik dan pekerjaan seorang laki-laki dengan ketrampilan tangan sendiri.” (HR. Ahmad)
Kedua, Bekerja sesuai dengan bakat dan kemampuan
“Katakanlah: ‘Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (Al-Israa’ [17]: 84)
KetigA, Memilih pekerjaan yang baik dan halal meskipun sulit
Allah berfirman, artinya, “Katakanlah: ‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwlah kepada Allah hai orang-orang yang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah [3]: 100). Niat yang baik tidak menjadikan yang haram menjadi halal.
Kempat, Bekerja dengan sungguh-sungguh
Allah berfirman, artinya, “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.” (Al-Hajj [22]:78)
Kelima, Mengoptimalkan potensi diri yang ada
Allah berfirman, artinya, “Katakanlah: ‘Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula).” (Al-An’aam [6]: 135)
Keenam, Jangan tidur di waktu pagi
“Jika telah melakukan shalat di waktu pagi (shubuh) maka janganlah kamu tidur (sehingga tidak sempat) mencari rizki-rizkimu.” (HR. Thabrani)
“Berpagi-bagilah untuk mencari rizki dan kebutuhan-kebutuhan, sebab pagi itu membawa berkah dan kesuksesan.” (HR. Thabrani) ( Wiwik Setyorini, pend. Biologi 2011)

0 komentar:

Posting Komentar