“Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Dari cuplikan ayat Al Quran diatas Allah
menganjurkan pada kita untuk menjadi seorang muslim yang memiliki Etos kerja
yang tinggi , sehingga dapat menjadi seorang pemuda muslim yang mandiri secara financial .“ Mengapa harus
mandiri secara financial ?”
Jauh-jauh
waktu, Nabi SAW telah mengingatkan kita,
bahwa kefakiran dapat menyeret seorang hamba menuju kekafiran. Itu artinya kita
harus kaya, Kita harus mandiri. Sebab hanya dengan kemandirian itulah kita
dapat menjaga kehormatan, harga diri dan kewibawaan.
KH. Abdullah Gymnastiar, da’i sekaligus
wirausahawan muslim mengemukakan setidaknya ada empat poin alasan mengapa umat
harus kuat secara ekonomi,
1.
Ekonomi lemah, berarti ibadah tidak bisa
maksimal.
2.
Ekonomi lemah, menurunkan tingkat
pendidikan
3.
Ekonomi lemah, berarti tingkat kesehatan
masyarakat rendah.
4.
Ekonomi lemah, berarti gerbang menuju
penjajahan gaya baru
Dari keempat alasan diataslah yang
mengharuskan kita harus menjadi sorang
muslim yang mandiri terutama dari segi financialnya, karena ekonomi merupakan
syarat yang urgen dalam perputaran roda kehidupan. Baik dari segi ibadah,
pendidikan, kesejahteraan dan kemaajuan suatu bangsa, perekonomian merupakan dasar dari semuanya.
“Terus bagaimana manjadi muslim yang
mandiri ?”
Ya....jika
kita sudah tahu bahwa ekonomi juga memilki peranan penting dalam segi ibadah
dan kehidupan, PR kita sekarang adalah bagaimana kiat-kiat menjadi muslim yang mandiri. Di bawah ini
akan kita bahas.
Pertama, Jadilah Pedagang!
“Usaha yang paling utama dalah jual beli
yang baik dan pekerjaan seorang laki-laki dengan ketrampilan tangan sendiri.”
(HR. Ahmad)
Kedua, Bekerja sesuai dengan bakat dan
kemampuan
“Katakanlah: ‘Tiap-tiap orang berbuat
menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang
lebih benar jalannya.” (Al-Israa’ [17]: 84)
KetigA, Memilih pekerjaan yang baik dan
halal meskipun sulit
Allah berfirman, artinya, “Katakanlah:
‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu
menarik hatimu, maka bertakwlah kepada Allah hai orang-orang yang berakal, agar
kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah [3]: 100). Niat yang baik tidak
menjadikan yang haram menjadi halal.
Kempat, Bekerja dengan sungguh-sungguh
Allah berfirman, artinya, “Dan
berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.” (Al-Hajj
[22]:78)
Kelima, Mengoptimalkan potensi diri yang
ada
Allah berfirman, artinya, “Katakanlah:
‘Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat
(pula).” (Al-An’aam [6]: 135)
Keenam, Jangan tidur di waktu pagi
“Jika telah melakukan shalat di waktu
pagi (shubuh) maka janganlah kamu tidur (sehingga tidak sempat) mencari
rizki-rizkimu.” (HR. Thabrani)
“Berpagi-bagilah untuk mencari rizki dan
kebutuhan-kebutuhan, sebab pagi itu membawa berkah dan kesuksesan.” (HR.
Thabrani) ( Wiwik Setyorini, pend. Biologi 2011)
0 komentar:
Posting Komentar