Jumat, 20 Juli 2012

Intelektual profetik di Era Globalisasi dan IPTEK


Setiap era memberikan pengaruhnya terhadap masing-masing bidang kehidupan, baik positif maupun negatif. Tak terkecuali, era globalisasi yang identik dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Lantas, apa pengaruhnya terhadap masing-masing bidang kehidupan? Adakah peran mahasiswa dalam hal ini, untuk menangkas pengaruh yang negatif khususnya?
Dalam permasalahan ini hanya akan fokus pada beberapa bidang kehidupan di negara Indonesia, yaitu: pengaruh terhadap kehidupan keberagamaan (religius), kemasyarakatan dan pendidikan. Pada kehidupan keberagamaan, tak dimungkiri banyak sekali pengaruh positif maupun negatif yang ditimbulkan. Misalnya, akibat cepatnya akses informasi berpengaruh positif yang ditunjukkan dengan peningkatan kualitas peribadatan umat beragama kaitannya dengan kepahaman dan keilmuan (terutama fatwa-fatwa kekinian hasil ijtihad para ulama’, dalam islam kita mengenal Dr Yusuf Qardawi dengan fatwa-fatwanya). Adapun pengaruh negatifnya adalah masuknya aliran-aliran seperti JIL (Jaringan Islam Liberal) yang cenderung pemahaman keliru.
Dalam kehidupan bermasyarakat juga tak terlepas dari pengaruh positif dan negatif globalisasi. Misalnya, masuknya budaya-budaya asing ke Indonesia akan menambah khasanah keberagaman kebudayaan Indonesia (akulturasi budaya) jika melalui filterisasi yang baik, sehingga pengaruhnya positif. Namun sebaliknya, jika tidak ada filterisasi yang baik dapat dimungkinkan mengikis kebudayaan asli Indonesia dan menggantinya dengan kebudayaan asing yang pastinya berbeda dengan karakter bangsa Indonesia, sehingga berpengaruh pada moralitas bangsa dan biasanya cenderung negatif, seperti meniru cara berbusana orang barat.
Sedangkan pada bidang pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan peranan penting pada perkembangan pendidikan di Indonesia. Peranan tersebut tidak hanya pada konten keilmuan saja, tapi juga sistem pengelolaan dan kurikulum yang digunakan. Adanya globalisasi juga, menjadikan semakin maraknya kerjasama antarnegara dalam bidang pendidikan, sehingga pengaruh positif dan negatif pastinya ada. Dengan adanya kerjasama tersebut, memunculkan program pertukaran pelajar dan beasiswa belajar ke luar negeri yang pengaruhnya positif bagi para pelajar Indonesia yang ingin memperoleh kualitas pelayanan pendidikan yang lebih bagus dan berimbas juga pada pembangunan SDM Indonesia. Adapun pengaruh negatifnya, karakter bangsa yang berusaha dibangun melalui bidang pendidikan dapat tercampuri karakter bangsa lain, sehingga menghilangkan identitas para pelajar itu sendiri jika tak mampu disikapi dengan baik.
Peran mahasiswa melihat permasalahan tersebut, berupaya agar pengaruh negatif yang ditimbulkan dari globalisasi tidak terus menerus terjadi. Jika dicermati pengaruh negatifnya adalah pada moralitas bangsa, baik dari kacamata agama maupun sosial masyarakat. Misalnya, munculnya perilaku-perilaku tak bermoral, seperti: seks bebas, penggunaan narkoba, tawuran dan lain-lain. KAMMI dalam salah satu tafsir paradigma gerakan “KAMMI adalah Gerakan Intelektual Profetik”, mengatakan bahwa gerakan intelektual profetik adalah gerakan yang meletakkan keimanan sebagai ruh atas penjelajahan nalar akal. Pernyataan ini, bisa menjadi penangkal atau solusi agar era globalisasi tidak menjadi era amoral. Dengan senantiasa berpegang teguh pada keimanan dan filterisasi nalar akal dengan nalar wahyu. Disinilah mahasiswa dan KAMMI berperan agar bagaimana globalisasi dan kemajuan IPTEK sejalan dengan pembangunan peradaban bangsa ke arah yang dicita-citakan. Wallahu ‘alam bi showab….(Rianda Herlan,Pend.Fisika 2009)

0 komentar:

Posting Komentar