Selasa, 31 Juli 2012

Mencetak Kader Menggapai Kemenangan


Wahai Ikhwah yang mencintai dakwah ini...
Sesungguhnya inti kekuatan dakwah kita ada pada pembinaan atau tarbiyah. Tarbiyah dengan wadah utamanya berupa halaqoh,usrah,liqo,pengajian kelompok atau apapun namanya, telah  menghasilkan kader-kader dakwah yang tangguh (syakhsiyyah da’iyyah) selama ini. Kader-kader dakwah itulah yang telah menyebarkan dakwah ke seantero tempat.
Pada hakikatnya penyebaran dakwah adalah penyebaran tarbiyah. Tanpa tarbiyah, penyebaran dakwah akan berlangsung temporer dan sporalis. Tidak dapat berlanggeng dan sistemik. Hasan al-banna telah mewasiatkan kepada kita tentang pentingnya tarbiyah sebagai inti kekuatan dakwah, “ Islam sangat menganjurkan agar para pemeluknya membentuk kelompok-kelompok bernuansa kekeluargaan (usrah)  agar bertujuan mengerahkan mereka untuk mencapai tingkat keteladanan, mengokohkan persatuan, dan mengangkat konsep pesaudaraan diantara mereka dari tataran kata-kata dan teori menuju kerja dan operasional yang konkret. Oleh karenanya, bersungguh-sungguhlah engkau wahai saudaraku menjadi bata-bata yang baik untuk Islam ini.

Di era terbukanya berbagai peluang saat ini (terutama peluang politik dan kekuasaan) kita tidak boleh menggeser prioritas tarbiyah sebagai inti kekuatan dakhwah kepada prioritas politik. Tarbiyah harus tetap menjadi prioritas pertama dalam jadwal kegiatan kita. Jangan gara-gara kesibukan kita dalam dakwah ammah atau dalam dakwh profesi, kita mengesampingkan perhatian (ihtimam) kita terhadap tarbiyah. Syeikh Musthafa Mansyur telah mengingatkan kepada kita, “ Jangan sampaiperhatian kita kepada politik mengalahkan perhatian kita kepada tarbiyah”.
Hal itu karena tarbiyah merupakan ruh energi kita. Darah dari gerakan kita. Tarbiyah adalah cahaya diatas cahaya. Kekuatan diatas kekuatan. Sekali saja kita menggeser tarbiyah menjadi kegiatan sekunder, maka saat itu juga dakwah kehilangan kekuatannya. Ini adalah prinsip. Ini adalah bukti tak terbantahkan dalam sejarah panjang berbagai gerakan islam diseluruh dunia. Ini adalah wasiat guru-guru kita, pemikir ( mufakir ) dakwah, seperti Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna, Hasan Al-Hudaibi, Umar Tilmitsani, Musthafa  Masyur, Abdullah Nashih Ulwan, Fathi Yakan, Sheikh Ahmad Yasin, Abdullah Azzam, Yusuf Al-Qardhawi dan lain-.lain
Cukuplah disini apa yang dikatakan Dr. Ali abdul Halim Mahmud tentang kedudukan tarbiyah setelah berdiri Daulah Islamiyah , “ misalnya saja pemerintahan Islam telah tegak dan dapat menguasai sistem pengajaran dan media informasi. Namun ingatlah bahwa keduanya tidak akan mampu mentarbiyah anggotanya. Tarbiyah yang integral, yang menanankan dalam jiwa sifat keutamaan, kesungguhan dan kepekaan terhadap tanggung jawab memang berhubungan erat dengan proses pengajaran dan media informasi. Akan tetapi, hanya halaqah / usrah beserta sistemnya yang dapat mentarbiyah anggota dengan tarbiyah islamiyah sesuai dengan harapan. “ setelah berdiri pemerintahan islam saja kita tidak boleh mengesampingkan tarbiyah, terlebih lagi jika kita baru memperoleh kemenangan sedikit dari perjuangan panjang menegakkan Daulah dan Khilafah Islamiyah.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya mutu gerakan islam sejajar dengan mutu tarbiyah yang dilakukanya. Ketika mutu tarbiyah rendah, maka rendah pulalah kualitas gerakan islam tersebut. Ketika mutu tarbiyah tinggi, maka tinggi pulalah kualitas gerakan Islam tersebut. Syeikh Musthafa  Masyhur menasihatkan kepada kita, “ berbagai peristiwa dan perjalanan tarbiyah menjadi penentu bagi kadar kemurnian,kesinambungan dan perkembangan harakah. Ia juga menjadi ukuran bagi sejauh mana keterpaduan diantara anggota-anggotanya, persatuan shafnya, kerja samanya, kinerjanya serta produktivitas dan efektivitas potensi yang dicurahkan, harta yang di infakkan dan waktu yang dihabiskan. Sebaliknya bila aspek tarbiyah ditelantarkan atau  kurang mendapat perhatian, maka akan nampak kelemahan dan keguncangan dalam barisan, muncul benih-benih permusuhan dan perpecahan, kinerja semakin melemah dan produktivitas semakin menurun.”
Karena itu, wahai ikhwah...
Perhatian (ihtimam) kita terhadap tarbiyah harus lebih besar dari perhatian kita terhadap hal-lainnya. Memang tarbiyah bukan segala-galanya, tapi segala-galanya berawal dari tarbiyah........halaman 36-39_Beginilah Seharusnya Aktivis Dakwah_Satria Hadi Lubis__(Dept HUMAS)

0 komentar:

Posting Komentar