Minggu, 05 Mei 2013

KARAKTER KAMMI DI BALIK KAPASITAS PERGERAKANNYA



           

Dari gerakan ke Negara, itulah sebuah buku yang menginspirasi saya dalam menulis hal ini. Buku karya Ustad Anis Matta yang sekarang menjabat sebagai Presiden PKS ini, Kita lihat flashback bentuk berdirinya suatu Negara. Tentunya suatu Negara itu bisa terbentuk melewati suatu tahapan  sehingga menghasilkan sebuah bangunan yang kuat. Tahapan yang meliputi tanah, manusia dan system itu benar-benar mendominasi kuatnya suatu pergerakan dan pengembangan Negara tersebut. Nah, sekarang jika kita lihat suatu Negara yang ingin kokoh dengan infrastruktur maupun suprastruktur yang jelas dan baik perlu membutuhkan suatu perencanaan yang detail. Ketika kita mengerti hal seperti itu, kita berfikir mengenai organisasi KAMMI.
Bagaimanapun kita lihat gambaran pastinya suatu organisasi hidup dengan tahap yang sama ibarat berdirinya Negara tersebut. Dan munculnya organisasi KAMMI yang mana kini di dalamnya sudah tertata dan lengkap dengan ideologinya.  Kita lihat namanya “Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia” yang identik dengan Elemen gerakan berbasis Mahasiswa muslim. Sudah pasti kadernya adalah mahasiswa muslim dengan segala bentuk ide pikiran, kepentingan, serta strategi yang dipertemukan agar lebih sinergi. Layaknya kelompok gerakan dakwah islam yang sinergi akan lebih maju lewat suatu pengembangan kapasitas internal gerakannya.
Adapun karakter yang memang dimiliki oleh seorang kader tidak luput juga dari tahap yang sekiranya akan mengantar kader pada suatu kemandirian berorganisasi eksternal seperti di KAMMI. Maka dari itu perlulah yang pertama yaitu mengenali diri. Bentuk dan karakter ini memang perlu pengelolaan yang matang. Bisa jadi dari banyak mahasiswa umum yang menggambarkan ketidakmungkinan dalam aktivitas di usianya yang + 20 tahun sebagai mahasiswa. Tetapi kader KAMMI tidak ada kata itu, semua adalah “mungkin” saat percaya dengan kemampuan, pada saat yang sama ia sukses mengemban amanah pergerakan di mana pun ia diamanahkan baik  sebagai kaderisasi, kebijakan strategis, humas, sosmas,ekonomi  bahkan sebagai pemimpin pergerakannya. Be potive thinking kepada dirinya sebagai teladan terbaik, menyetting diri dan bergerak dengan perencanaan yang matang.
Kedua adalah melalui kampus yang mana rumah kedua bagi mahasiswa untuk mengembngkan kompetensi akademikanya. Dari kampuslah keluar berbagai kebijakan yang sedikit banyak berpengaruh pada kehidupan civitas akademika dan bermunculan berbagai dialektika pemikiran. Di kampus juga berkembang berbagai aliran dan kelompok. Kader KAMMI harus memiliki perencanaan diri kapan memimpin kelas, jurusan, fakultas, kampus, dan aliansi antar kampus satu dengan yang lain.
Ketiga adalah Negara yang akan membuat mahasiswa selalu memberikan tanggapan  positive dan negative atas kebijakan yang ditetapkan. Toh bagi kita medan ini merupakan medan pemikiran kritis kader KAMMI terhadap apapun yang dilakukan oleh negara. Karena itu negara patut diawasi. Dan pihak-pihak  yang berkepentingan agar masa kini dan masa depan negara dalam keadaan baik, harus terlibat dalam menyukseskan terselenggaranya kebijakan negara yang positif dan pro rakyat. Gerakan mahasiswa harus berkolaborasi dengan berbagai elemen yang memiliki satu tujuan kebaikan bangsanya. Kolaborasi ini berupa strategis dan taktik. Kajian strategis harus dilakukan secara intensif demikian manuver politik dan media penting dilakukan dalam rangka berkontribusi dan membangun keseimbangan bernegara. Dan itulah yang memang akan menjadikan kader KAMMI harus ekstra melakukan kontribusi dalam perubahan bangsa ke arah yang lebih baik.
            
Maknunah Bendum

 

0 komentar:

Posting Komentar