Dari gerakan ke Negara, itulah sebuah buku yang menginspirasi saya dalam menulis hal ini. Buku karya Ustad Anis Matta yang sekarang menjabat sebagai Presiden PKS ini, Kita lihat flashback bentuk berdirinya suatu Negara. Tentunya suatu Negara itu bisa terbentuk melewati suatu tahapan sehingga menghasilkan sebuah bangunan yang kuat. Tahapan yang meliputi tanah, manusia dan system itu benar-benar mendominasi kuatnya suatu pergerakan dan pengembangan Negara tersebut. Nah, sekarang jika kita lihat suatu Negara yang ingin kokoh dengan infrastruktur maupun suprastruktur yang jelas dan baik perlu membutuhkan suatu perencanaan yang detail. Ketika kita mengerti hal seperti itu, kita berfikir mengenai organisasi KAMMI.
Bagaimanapun
kita lihat gambaran pastinya suatu organisasi hidup dengan tahap yang sama ibarat
berdirinya Negara tersebut. Dan munculnya organisasi KAMMI yang mana kini di
dalamnya sudah tertata dan lengkap dengan ideologinya. Kita lihat namanya “Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia” yang identik dengan Elemen gerakan berbasis Mahasiswa muslim.
Sudah pasti kadernya adalah mahasiswa muslim dengan segala bentuk ide pikiran,
kepentingan, serta strategi yang dipertemukan agar lebih sinergi. Layaknya
kelompok gerakan dakwah islam yang sinergi akan lebih maju lewat suatu
pengembangan kapasitas internal gerakannya.
Adapun
karakter yang memang dimiliki oleh seorang kader tidak luput juga dari tahap
yang sekiranya akan mengantar kader pada suatu kemandirian berorganisasi eksternal
seperti di KAMMI. Maka dari itu perlulah yang pertama yaitu mengenali diri.
Bentuk dan karakter ini memang perlu pengelolaan yang matang. Bisa jadi dari
banyak mahasiswa umum yang menggambarkan ketidakmungkinan dalam aktivitas di
usianya yang + 20 tahun sebagai mahasiswa. Tetapi kader KAMMI tidak ada
kata itu, semua adalah “mungkin” saat percaya dengan kemampuan, pada saat yang
sama ia sukses mengemban amanah pergerakan di mana pun ia diamanahkan baik sebagai kaderisasi, kebijakan strategis,
humas, sosmas,ekonomi bahkan sebagai
pemimpin pergerakannya. Be potive thinking kepada dirinya sebagai teladan
terbaik, menyetting diri dan bergerak dengan perencanaan yang matang.
Kedua
adalah melalui kampus yang mana rumah kedua bagi mahasiswa untuk mengembngkan
kompetensi akademikanya. Dari kampuslah keluar berbagai kebijakan yang sedikit
banyak berpengaruh pada kehidupan civitas akademika dan bermunculan berbagai
dialektika pemikiran. Di kampus juga berkembang berbagai aliran dan kelompok.
Kader KAMMI harus memiliki perencanaan diri kapan memimpin kelas, jurusan,
fakultas, kampus, dan aliansi antar kampus satu dengan yang lain.
Ketiga
adalah Negara yang akan membuat mahasiswa selalu memberikan tanggapan positive dan negative atas kebijakan yang
ditetapkan. Toh bagi kita medan ini merupakan medan pemikiran kritis kader
KAMMI terhadap apapun yang dilakukan oleh negara. Karena itu negara patut
diawasi. Dan pihak-pihak yang
berkepentingan agar masa kini dan masa depan negara dalam keadaan baik, harus
terlibat dalam menyukseskan terselenggaranya kebijakan negara yang positif dan
pro rakyat. Gerakan mahasiswa harus berkolaborasi dengan berbagai elemen yang
memiliki satu tujuan kebaikan bangsanya. Kolaborasi ini berupa strategis dan taktik.
Kajian strategis harus dilakukan secara intensif demikian manuver politik dan
media penting dilakukan dalam rangka berkontribusi dan membangun keseimbangan
bernegara. Dan itulah yang memang akan menjadikan kader KAMMI harus ekstra
melakukan kontribusi dalam perubahan bangsa ke arah yang lebih baik.
Maknunah Bendum
0 komentar:
Posting Komentar